Perjudian online semakin menjadi perhatian utama di Indonesia, terutama dengan lonjakan jumlah situs judi yang terus bermunculan setiap waktu. Meski pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan berbagai langkah seperti pemblokiran situs, penegakan hukum, hingga sosialisasi bahaya judi online, hasilnya belum signifikan. Pertanyaannya, mengapa kebijakan yang sudah diterapkan belum mampu secara efektif menghentikan maraknya situs judi online?
Salah satu alasan utama adalah kecepatan adaptasi teknologi para pelaku judi online yang lebih tinggi daripada aparat penegak hukum. Saat satu situs gbo228 diblokir, operator dapat dengan mudah mengganti domain dan menyebarkannya kembali melalui media sosial, pesan instan, atau bahkan iklan terselubung. Penggunaan jaringan pribadi virtual (VPN), server luar negeri, serta sistem pembayaran digital yang sulit dilacak menjadi tantangan besar dalam pelacakan dan penindakan. Hal ini membuat kebijakan pemblokiran saja tidak cukup untuk menghentikan penyebarannya.
Kedua, regulasi yang ada belum benar-benar menyentuh akar permasalahan. Banyak kebijakan masih bersifat reaktif, seperti hanya fokus pada memblokir situs, tanpa strategi preventif yang kuat. Padahal, penyebaran judi online juga berkaitan erat dengan faktor sosial-ekonomi masyarakat, seperti pengangguran, tekanan ekonomi, dan rendahnya literasi digital. Tanpa solusi yang menyasar penyebab mendasar ini, upaya pemberantasan hanya akan seperti menambal kebocoran tanpa menutup sumber airnya.
Ketiga, minimnya koordinasi antar lembaga juga menjadi penghambat efektivitas kebijakan. Penanganan judi online membutuhkan sinergi antara Kominfo, kepolisian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta lembaga keuangan digital. Sayangnya, koordinasi lintas sektor ini masih kerap terhambat oleh birokrasi atau ego sektoral. Akibatnya, meskipun satu lembaga sudah bertindak, tanpa dukungan penuh dari lembaga lain, efektivitasnya akan terbatas.
Terakhir, kurangnya keterlibatan publik dalam pengawasan membuat situs-situs judi online bisa terus berkembang secara diam-diam. Banyak masyarakat yang tidak melaporkan situs mencurigakan atau bahkan tidak tahu bagaimana melaporkannya. Padahal, keterlibatan aktif publik sangat penting untuk menekan penyebaran informasi dan promosi judi online. Edukasi digital yang berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat bisa menjadi kunci penting dalam membangun perlawanan dari akar rumput.
Untuk benar-benar efektif, kebijakan pemberantasan situs judi online harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya dari sisi teknis pemblokiran, tetapi juga dari aspek edukasi, pencegahan, dan koordinasi lintas sektor. Tanpa pembaruan pendekatan, fenomena judi online hanya akan terus tumbuh subur meski dilarang oleh hukum.